Sedapnya Kabu-Kabu, Kuliner Khas Desa Tanjung Pauh
Selama ini, kita mengenal rotan sebagai bahan utama berbagai kerajinan tangan dan furniture. Tetapi bagi masyarakat Desa Tanjung Pauh, Singingi Hilir, rotan dapat disulap menjadi olahan makanan sedap nan menggoda. Rotan yang digunakan tentu saja bukan rotan yang sudah tua, tetapi rotan muda yang dikenal dengan istilah umbut. Oleh masyarakat setempat, makanan ini dikenal dengan Kabu-Kabu.
Kabu-Kabu, Kuliner Khas Desa Tanjung Pauh. Foto : KelanRiau/Afifah |
Berbeda dengan rebung (bambu muda), yang sudah tak asing lagi untuk menjadi bahan makanan, rotan muda (umbut rotan) memiliki ciri khas dengan rasa yang lembut seperti kapas dan agak pahit. Tumbuhan ini biasanya dapat ditemui di tepian sungai dan di dalam hutan sehingga kabu-kabu ini jarang ditemui di hari-hari biasa. Kabu-kabu disajikan ketika ada perayaan besar seperti lebaran, acara pemerintahan, atau hajatan.
Cara memasaknya juga unik. Dibutuhkan tenaga ekstra untuk menghilangkan duri yang mengelilingi rotan, juga saat mengambil dagingnya yang berwarna putih. Daging umbut rotan yang sudah bersih inilah yang diolah menjadi kabu-kabu. Kabu-kabu memiliki bahan dasar umbut rotan, nangka muda (gori), daun pucuk ubi singkong, santan, kelapa sangrai serta terasi sebagai penyedap rasa. Umbut, gori dan daun pucuk ubi direbus sampai sedikit empuk. Santan dimasak dengan bumbu dasar (bawang dan cabai) dan kelapa yang telah disangrai. Kemudian umbut rotan, gori dan pucuk ubi dimasukkan ke dalam santan sampai benar-benar empuk dan siap disajikan. Kabu-kabu dapat
dinikmati bersama nasi putih hangat dan sambal atau dinikmati sebagai cemilan sayur.
Kabu-Kabu. Foto : KelanaRiau/Afifah |
Penulis : Afifah
Editor : Tantia Shecilia
Tidak ada komentar