Menyingkap Pesona Bumi Melayu

  • Info Kelana

    Sempolet, Cream Soup ala Riau

    Sebagai provinsi ketiga penghasil sagu terbesar di Indonesia, Riau memiliki banyak makanan khas berbahan sagu. Selain diolah menjadi mie, sagu juga dapat diolah menjadi sempolet. Sempolet merupakan makanan khas dari daerah Bengkalis, Kepulauan Meranti , dan Indragiri Hilir, yang mana tiga daerah ini merupakan daerah penghasil sagu terbesar di Riau. Sempolet diibaratkan seperti cream soup berkuah pedas, namun terbuat dari sagu yang dicampur dengan sayuran pakis beserta udang, teri, siput atau daging lokan (sejenis kerang). Perpaduan makanan ini menunjukkan pemanfaatan kearifan lokal yang optimal oleh masyarakat setempat.

    Meskipun sempolet terbuat dari sagu yang mengandung protein lebih rendah daripada beras, tetapi pembuatan sempolet didukung oleh bahan-bahan yang kaya serat dan protein. Sayuran hijau termasuk pakis-pakisan, kangkung serta daun katuk mengandung serat dan vitamin yang tinggi dan baik untuk pencernaan. Udang juga mengandung kadar protein yang tinggi karena mengandung asam amino. Kajian Balai Penelitian dan Pengembangan Gizi menyatakan bahwa dalam 100 gram udang mengandung 20.3 gram protein sehingga disebut sebagai complete protein. Hal ini menyebabkan sempolet tidak hanya mengenyangkan tetapi juga menjadi asupan protein dan serat yang bermanfaat bagi tubuh.

    Cara membuat sempolet cukup sederhana dengan bahan dasar yang mudah didapat. Bumbu yang digunakan adalah irisan bawang merah, bawang putih, daun kunyit, merica dan terasi. Bumbu tersebut digiling dan dimasukkan ke dalam air bersama sayur pakis-pakisan atau sayur lainnya seperti kangkung dan daun katuk. Teri, udang, siput ataupun kerang dimasukkan setelah air mendidih. Kemudian, masukkan tepung sagu yang telah dilarutkan dalam sedikit air. Aduk perlahan sampai kuah mengental dan menyatu dengan sayuran tadi. Sempolet siap disantap dengan taburan bawang goreng dan daun seledri. 

    Sempolet Siput. Foto : Kelana Riau/Afifah

    Sempolet dapat dinikmati selagi hangat sebelum mengental karena dingin. Sempolet tidak bisa dipanaskan berulang-ulang karena akan mengubah rasa dan bentuknya. Oleh karena itu, sempolet jarang dijual dan hanya dibuat di rumah pada acara-acara tertentu seperti acara tradisi, perhelatan pemerintahan di kabupaten, atau hari-hari besar lainnya.

    Ciri khas dalam menyantap sempolet ini adalah menggunakan sumpit untuk mengambil sayurannya, sedangkan kuah yang hangat dan pedas langsung dapat diteguk dari mangkok seperti meminum air. Menu sempolet ini dapat kita temukan di Rumah Mieso dan Mie Sagu Bengkalis yang terletak di Jalan Kenanga, Sukajadi. Harganya juga terjangkau, hanya 17.000 Rupiah. Rumah Mieso dan Mie sagu ini buka setiap hari dari pukul 10.00 WIB hingga sore. 

    Penulis : Afifah
    Editor   : Tantia Shecilia
     

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad