Masjid Agung Annur, dari Ikon Kota hingga Taj Mahal Indonesia
Berwisata juga tidak harus yang ‘Wah’ atau sampai mengeluarkan biaya yang super mewah. Sejatinya berwisata bertujuan untuk menenangkan diri dan meluangkan waktu untuk sejenak meninggalkan beban pemikiran yang menghantui. Tidak ada salahnya ikon kota Pekanbaru ini sesekali untuk dikunjungi, Masjid Agung An Nur.
Masjid Agung An Nur, dari Ikon Kota hingga Taj Mahal Indonesia. Foto : Oyi Scapes |
Jika dilihat dari sisi bangunannya, Masjid Agung An Nur ini mendapat banyak pengaruh dari gaya arsitektur Melayu, Turki, Arab, dan India. Maka tidak salah jika ada yang menyebutkan bahwa Masjid ini sebagai ‘Taj Mahal’nya Indonesia.
Bangunan yang saat ini berdiri bukanlah bangunan asli. Namun merupakan hasil renovasi total dan pembangunan kembali dari bangunan asli Masjid Agung An Nur yang pertama kali dibangun pada tahun 1963 dan selesai pada tahun 1968. Diresmikan oleh Gubernur Riau pada masa itu, Bapak Arifin Ahmad pada tanggal 27 Rajab 1388 H atau 19 Oktober 1968 pada kalender perhitungan masehi. Selain tempat beribadah, Masjid ini dikala itu juga pernah menjadi kampus bagi Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Syarif Kasim Pekanbaru hingga tahun 1973. Kini IAIN Sultan Syarif Kasim menjadi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN SUSKA) Riau.
Barulah pada tahun 2000, Pada masa kepemimpinan Bapak Shaleh Djasit – Gubernur Riau pada masa itu - Bangunan asli masjid di rombak hingga ke bentuk seperti saat ini. Ir. Roseno yang menjadi arsitek masjid ini. Pada awalnya, perkarangan masjid hanya seluas 4 hektar dan dengan daya tampung sekitar 1000 jemaah. Namun setelah direnovasi, perkarangan masjid diperluas hingga tiga kali lipat menjadi 12,6 hektar area yang saat ini dijadikan sebagai tempat parkir, kawasan taman hijau dan menjadi area lahan terbuka untuk publik Pekanbaru . Sedangkan bagian dalam masjid juga diperbesar hingga dapat menampung sekitar 4500 jemaah.
Terletak strategis di tengah kota, tepatnya di Jl. Hangtuah Ujung, Sumahilang, Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru, Riau membuat masjid ini ramai dikunjungi. Ditambah lagi Aksesnya begitu mudah, aman, dan suasana masjid sangat nyaman menjadikan tempat ini salah satu tempat untuk menghabiskan waktu sore dengan berolahraga atau sekedar bermain di perkarangan halaman masjid.
Bangunan masjid terdiri dari tiga tingkat dengan tiga buah tangga dan sepasang escalator pada bagian depan sebagai penghubung antara lantai satu dan dua. 1 tangga terletak di bagian muka dan 2 buah tangga pada sisi samping masjid. Dengan 13 pintu masuk dari atas dan 4 buah pintu dari bawah. Pada tingkat atas digunakan untuk sholat, sedangkan tingkat bawah digunakan sebagai kegiatan kantor, ruang rapat, dan berbagai kegiatan lainnya termasuk kegiatan remaja masjid. Di sekitar masjid juga ada sekolah-sekolah tempat pelaksanaan pendidikan Islam dan terdapat ruangan-ruangan yang besar serta sebuah aula. Untuk bagian dalam dihiasi dengan tulisan kaligrafi yang ditulis oleh Azhari Nur, kaligrafer asal Jakarta pada tahun 1970.
Fasilitas masjid ini dilengkapi dengan fasilitas pendidikan mulai dari playgroup, TK, SD, SMP, hingga SMA. Perpustakaan juga ada dan disertai dengan aula sebagai ruang pertemuan. Selain itu, Masjid Agung An Nur juga memiliki Radio Penyiaran Komunitas bernama LPK An-Nur FM dengan frekuensi 107.7 MHz.
Penulis : Salman Syuhada
Editor : Tantia Shecilia
Tidak ada komentar